Seller Logic | Can we choose our customer?

Assalamualaikum wbt,

Hello there fellas, having and engaging with customers can be a magical event happens in our life. Kenapa pula? Yalah, masa tu lah, kita dapat kenal di dunia ni ada pelbagai ragam manusia. Yang bebal, cerewet, hati sado, hati taman dan banyak hati-hati lagi lah.

Kalau me, me mmg suka membuat customer gembira.. till, I get a customer yang ‘cerewet’ begitu. Bikin malam ndak tenang tidur, bikin kepala pusing, bikin makan pun ndak selera. Hati boleh juga jadi kering sebab customer-customer ni.
Nak dijadikan cerita on that very fine day, there is a customer yang walk in kedai and asking lots of things and he suruh email him a quotation for several items.
After he left, I told my boss that he requested email bla bla, and for the first time my boss said ‘Tak payah lah hantar, sebab orangnya macam ndak best’. Thus me like, ohhhh. Bolehkah kita pilih customer?
After conducting a mini research by interviewing my two bosses, can we – a seller personally, have the right to choose our customer?

And here are the jotted down of the interview :-

1. Boss Kecik (bukan nama sebenar)

  • To be honest eyqa, me, personally, kind of yang memilih customer. Terutamanya yang secara online. Sebab aku tak nak pening kepala melayan karenah dorang. Such customer yang aku maksudkan adalah those yang repeatedly asking the same questions biarpun sudah diterangkan beberapa kali.
  • For walk in kedai, setakat ni aku tidak memilih, Sebab at the time mereka walk in to this kedai, dorang dah semat dan berharap yang servis kita dapat menolong menyelesaikan masalah dorang, jadi semampu kita untuk memberi servis yang dapat memudahkan urusan mereka.

2. Boss Besar (still bukan nama sebenar)

  • Yes, we as a seller – do have the options to choose our customer; but by a certain level of our evolution, Pada peringkat awal perniagaan, we dont need to choose our customer, sebabnya kita masih baru, dan objektif kita pada masa itu adalah memberi servis yang terbaik supaya semua orang tahu apa servis yang ingin kita buat,
  • Tapi setelah kedai berkembang, yes we can choose our customer, boleh jadi sebab customer ni sebenarnya customer lama, dan kita tahu yang dia cerewet *demand macam-macam, berjam-jam, bila bayar dilewat-lewat kan, or terlalu cerewet sampai bikin OT yang tak mampu pun sebenarnya nak cover OT*, atau customer kita ni orang yang blacklisted sebab ada hutang yang belum dijelas kan etc.

In the end, apa yang aku dapat simpulkan, YES – we can choose our customer, who we want to deal with and who we dont want to. But first, kita perlu tahu ability and limitation kita, to make the services efficiently given to customer, then baru kita dapat deliver yang terbaik untuk customer kita.

Trust this – Kalau kita kerja tak efisen, customer kita akan susah dan YANG PALING SUSAH adalah diri kita sendiri.

Tapi kalau nak juga push your limit and broaden your ability by memilih yang cerewet begitu sebenarnya bagus juga, at that time boleh jadi kayu ukur for ur ability and limitation.
Servis yang terbaik adalah bila mana kedua-dua pihak *menjual & membeli* gembira dengan tawaran dan servis yang diberikan. Itulah bisnes – kerja bukan nak jaga hati diri sendiri seja. Makin lama dalam bisnes boleh kering kontang juga lah hati tiada perasaan – zombified.

Anda rasa boleh tak kita pilih customer kita? 

My limitation and ability were tested and I have wrote it here [link].

Final note : in the end, customer yg walk in yg bos tak suruh emel tu skrg turn out to be our wonderful customer. *Never judge books by its cover right?*

Cerewet mana pun seseorang tu, sikap toleransi dan komunikasi yang baik itu sangat membantu.